Lelah dan Hilang Minat pada Studi? Bisa Jadi Kamu Sedang ‘Academic Burnout’
Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan merupakan tempat untuk belajar tentang ilmu tertentu. Namun, apa jadinya ketika kita menempuh pendidikan tapi merasakan kelelahan bahkan hilang minat pada studi? Berarti kamu kemungkinan terkena academic burnout.
Academic burnout adalah perasaan lelah, menghindari tugas-tugas yang ada, dan perasaan tidak kompeten pada bidang pendidikan yang sedang ditempuhnya. Penting untuk mengetahui lebih lanjut tentang academic burnout, gejalanya, dan cara mengatasinya.
Apa Itu ‘Academic Burnout’?
Dikutip dari situs Lm Psikologi UGM Kabinet Gama Pancarona, burnout adalah kelelahan emosional depersonalisasi, penurunan kepuasan atau prestasi yang dialami seseorang, burnout merupakan suatu tahapan dimana individu mengalami kelelahan yang mengacu pada perasaan terkurasnya sumber daya emosional yang dapat mempengaruhi kondisi fisik individu yang mengalami burnout.
Burnout lebih berpotensi untuk terjadi ketika ada ketidakcocokan besar antara sifat pekerjaan dan sifat orang yang melakukan pekerjaan. Faktor utama dari burnout meliputi beban kerja yang berlebihan, kurangnya rasa kekuasaan atas suatu tanggung jawab, kurangnya penghargaan, kurangnya kepedulian dari masyarakat, konflik nilai, dan kurangnya keadilan.
Burnout bisa dialami oleh setiap manusia dan tidak memandang usia jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan dan semakin disadari sebagai sesuatu masalah yang serius yang dapat memengaruhi kehidupan seseorang termasuk burnout karena akademiknya. Sedangkan, burnout dalam bidang akademik atau academic burnout adalah perasaan lelah karena tuntutan studi, penghindaran terhadap tugas-tugas yang ada, dan perasaan tidak kompeten sebagai pelajar dan mahasiswa.
Burnout yang terjadi pada pelajar atau mahasiswa merupakan akibat dari beban tanggung jawab pada akademiknya, masalah pencarian jati diri, ketidakpastian masa depan, masalah pada hubungan interpersonal, dan keraguan pada kemampuan dirinya sendiri.
Gejala-gejala ‘Academic Burnout’
Dikutip dari jurnal Burnout Akademik Mahasiswa Tingkat akhir oleh Mariam E B , burnout akademik memiliki 8 gejala yang dialami penderita burnout akademik, yaitu sebagai berikut:
- Kelelahan, penderitanya akan mengalami proses kehilangan energi disertai kelelahan.
- Lari dari kenyataan, merupakan alat untuk menyangkal penderitaan yang dialami.
- Kebosanan dan sinisme, penderita merasa tidak tertarik lagi akan kegiatan yang dikerjakannya, bahkan timbul rasa bosan dan pesimis akan bidang pekerjaan tersebut. Sehingga penderitanya sering menunda pekerjaan..
- Emosional, hal ini dikarenakan karena selama ini individu mampu mengerjakan pekerjaannya dengan cepat dengan menurunnya kemampuan mengerjakan pekerjaan secara cepat, akan menimbulkan gelombang emosional pada diri individu.
- Merasa tidak dihargai
- Curiga tanpa alasan yang jelas
- Depresi
- Menyangkal kenyataan akan keadaan dirinya sendiri.
Tips Mengatasi ‘Academic Burnout’
Berikut tips mengatasi academic burnout yang bisa kamu praktekkan, yaitu:
- Ungkapkan Perasaan kepada Orang Lain
Burnout akademik dapat menjadi beban emosional yang sangat berat. Penting untuk mengungkapkan perasaan kepada orang-orang terdekat seperti keluarga, teman, atau bahkan profesional kesehatan mental seperti psikolog maupun psikiater.
Kamu dapat melakukan konseling atau berbicara tentang perasaan stres, kelelahan, dan tekanan dan dapat membantu agar merasa didengar, dipahami, dan mendapatkan dukungan yang diperlukan.
- Buatlah Skala Prioritas
Saat menghadapi banyak tugas dan tanggung jawab akademik, penting untuk memprioritaskan pekerjaan. Buatlah daftar tugas-tugas yang perlu diselesaikan dan tentukan mana yang paling penting dan mendesak.
Gunakan skala prioritas untuk membantu mengidentifikasi apa yang harus diselesaikan terlebih dahulu, dan mana yang dapat ditunda atau dikerjakan setelahnya.
- Menyusun Target Menggunakan Prinsip SMART
Salah satu cara efektif untuk mengatasi burnout adalah dengan menyusun target yang jelas dan terukur. Gunakan prinsip SMART (Specific, Measurable, Achievable, Realistic, Timely) untuk mengatur tujuan kedepannya.
Contoh penggunaan prinsip SMART:
Spesifik: “Saya akan menyelesaikan analisis data untuk bab 1 skripsi saya”
Dapat diukur: “Saya akan menyelesaikan analisis data untuk bab 1 skripsi saya dalam dua minggu”
Dapat dicapai: Sesuaikan target dengan kemampuan dan sumber daya yang dimiliki.
Realistis: Tentukan target yang dapat ingin dicapai dengan usaha maksimal tanpa membahayakan kesehatan dan keseimbangan hidup.
Terikat waktu: Tentukan batas waktu yang jelas untuk mencapai target yang ingin dicapai.
- Mengatur Pola Hidup Sehat
Faktor kesehatan fisik dan mental sangat penting dalam mengatasi burnout akademik. Pastikan memiliki pola tidur yang cukup, mengonsumsi makanan sehat dan bergizi, serta rutin berolahraga untuk menjaga kesehatan fisik.
Selain itu, berikan waktu untuk relaksasi dan kegiatan yang menyenangkan sebagai bentuk perawatan diri. Jangan ragu untuk menyisihkan waktu untuk hobi, berkumpul dengan teman, atau melakukan aktivitas yang kamu nikmati.